Gw pertama bertemu dia februari kemaren. 3 hari di ruangan yg sama. Merasakan hal yang sama. Dia baru menyadari kehadiran gw pada hari terakhir. Saat gw berdiri depan ruangan. Membacakan puisi tentang alam, tentang diri gw. Dia bilang, gw strectcing banget di depan
Setelah 30 hari, gw ketemu dia lagi. Kami berkumpul bersama teman2 yang lain. Saling cerita, saling mengingatkan. Sejak saat itu, kami bermain bersama, nonton bersama, diam bersama, ketawa bersama. Gw belajar banyak dari dia, dia hobi bicara, gw hobi mendengarkan. Dia sulit mendengarkan, gw sulit bicara. Dia belajar mendengarkan, gw blajar bicara. Dia meledak-ledak, gw datar datar aja. Sanguinis & plagmatis. Saling terbalik. Anehnya, kami nyambung satu sama lain.
Gw kadang mikir, coba gw kenal dia dari dulu, pasti gw bisa belajar lebih banyak lagi. Dan itulah kenyataan. Daripada ga kenal sama sekali, lebih baik kenal baru2 ini. Dia bilang ke gw, dengan keadaan gw yang sekarang, suatu saat gw bakal ancur. Dia pengen gw berubah, kluar dari kandang gw, kluar dari zona aman, nyaman, tentram, damai, sejahtera. Dia pengen gw survive
apapun yg terjadi dengan kandang gw.
Minggu kemaren, 24 april 05, dia pergi, transit di ibukota, sebelum pergi ke pulau sebrang.
Pertemuan kami memang singkat. Tidak sampai 2 bulan. Tidak setiap hari, hanya beberapa kali. Sabuga kehilangan sosoknya yg hadir tiap sabtu dan minggu. 17 laps, 60 push up, 10 pull up , fantastic gw kehilangan panutan untuk survive
yo bro, inget lari pagi, begadang maen WE, nonton dvd, nengok pas gw sakit, nyetir mobil gw nyemplung ke got, ketinggalan kunci kos, crosscountry terminal dago-pasar lembang dan yang terpenting: lu dengerin gw dan ingetin gw.
Saturday, April 30, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment